Selasa, 29 Maret 2011

Paku & Pagar = Arti Sahabat

Pernah ada seorang anak lelaki
yang berwatak buruk. Ayahnya
memberi dia sekantung penuh
paku, dan menyuruh memaku
satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia
kehilangan kesabarannya atau
berselisih paham dengan orang
lain.
Hari pertama dia memaku 37
batang di pagar, karena hari itu
anak tersebut tercatat
berselisih paham dengan teman
temannya. Pada minggu-minggu
berikutnya dia belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku
yang dipakainya berkurang dari
hari ke hari. Dia mendapatkan
bahwa lebih gampang menahan
diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tibalah hari ketika dia
tidak perlu lagi memaku
sebatang paku pun dan dengan
Gembira disampaikannya hal itu
kepada ayahnya. Ayahnya
kemudian menyuruhnya
mencabut sebatang paku dari
pagar setiap kali bila dia berhasil
menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya
tiba harinya dia bisa
menyampaikan kepada ayahnya
bahwa semua paku sudah
tercabut dari pagar. Sang ayah
membawa anaknya ke pagar dan
berkata: "Anakku, kamu sudah
baik, tetapi coba lihat betapa
banyak lubang yang ada di
pagar. Pagar ini tidak akan
kembali seperti semula."
Dengar arah baik baik nak. Kalau
kamu berselisih paham atau
bertengkar dengan orang lain,
hal itu selalu meninggalkan luka
seperti pada pagar ini. Kau bisa
menusukkan pisau di punggung
orang dan mencabutnya kembali,
tetapi akan meninggalkan luka.
Tak peduli berapa kali kau
meminta maaf/menyesal.
Teman teman kita adalah
perhiasan yang langka. Mereka
membuatmu tertawa dan
memberimu semangat. Mereka
bersedia mendengarkan jika itu
kau perlukan, mereka menunjang
dan membuka hatimu.
Tunjukkanlah kepada teman-
temanmu betapa kau menyukai
mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar