Kamis, 31 Maret 2011

KOPI ASIN

Dia bertemu dengan gadis itu di
sebuah pesta, gadis
yang menakjubkan. Banyak pria
berusaha
mendekatinya. Sedangkan dia
sendiri hanya seorang
laki-laki biasa. Tak ada yang
begitu menghiraukannya. Saat
pesta
telah usai, dia mengundang
gadis itu untuk minum kopi
bersamanya. Walaupun terkejut
dengan undangan yang
mendadak, si gadis tidak mau
mengecewakannya.
Mereka berdua duduk di sebuah
kedai kopi yang nyaman. Si
laki-laki begitu gugup untuk
mengatakan sesuatu, sedangkan
sang gadis merasa sangat tidak
nyaman.
“ Ayolah, cepat. Aku ingin segera
pulang”, kata sang gadis dalam
hatinya.
Tiba-tiba si laki-laki berkata pada
pelayan, “Tolong ambilkan
saya garam. Saya ingin
membubuhkan dalam kopi
saya. ”
Semua orang memandang dan
melihat aneh padanya. Mukanya
kontan menjadi merah, tapi ia
tetap mengambil dan
membubuhkan garam dalam
kopi serta meminum kopinya.
Sang gadis bertanya dengan
penuh rasa ingin tahu
kepadanya,
“ Kebiasaanmu kok sangat
aneh?”.
“Saat aku masih kecil, aku tinggal
di dekat laut. Aku sangat suka
bermain-main di laut, di mana
aku bisa merasakan laut.. asin
dan pahit. Sama seperti rasa
kopi ini ”, jawab si laki-laki.
“Sekarang, tiap kali aku minum
kopi asin, aku jadi teringat akan
masa kecilku, tanah kelahiranku.
Aku sangat merindukan
kampung halamanku, rindu
kedua orangtuaku yang masih
tinggal di sana ”, lanjutnya
dengan mata berlinang.
Sang gadis begitu terenyuh. Itu
adalah hal sangat menyentuh
hati. Perasaan yang begitu
dalam dari seorang laki-laki yang
mengungkapkan kerinduan akan
kampung halamannya. Ia pasti
seorang yang mencintai dan
begitu peduli akan rumah dan
keluarganya. Ia pasti
mempunyai rasa tanggung
jawab akan
tempat tinggalnya. Kemudian
sang gadis memulai
pembicaraan, mulai bercerita
tentang tempat tinggalnya yang
jauh, masa kecilnya,
keluarganya... Pembicaraan
yang sangat
menarik bagi mereka berdua.
Dan itu juga merupakan awal
yang
indah dari kisah cinta mereka.
Mereka terus menjalin
hubungan. Sang gadis
menyadari bahwa
ia adalah laki-laki idaman
baginya. Ia begitu toleran, baik
hati,
hangat, penuh perhatian..
pokoknya ia adalah pria baik
yang
hampir saja diabaikan begitu
saja. Untung saja ada kopi asin !
Cerita berlanjut seperti tiap kisah
cinta yang indah: sang putri
menikah dengan sang pangeran,
dan mereka hidup bahagia...
Dan, tiap ia membuatkan
suaminya secangkir kopi, ia
membubuhkan sedikit garam
didalamnya, karena ia tahu itulah
kesukaan suaminya.
Setelah 40 tahun berlalu, si laki-
laki meninggal dunia. Ia
meninggalkan sepucuk surat
bagi istrinya:
“ Sayangku, maafkanlah aku.
Maafkan kebohongan yang telah
aku buat sepanjang hidupku. Ini
adalah satu-satunya
kebohonganku padamu -
tentang kopi asin. Kamu ingat
kan saat
kita pertama kali berkencan? Aku
sangat gugup waktu itu.
Sebenarnya aku menginginkan
sedikit gula. Tapi aku malah
mengatakan garam. Waktu itu
aku ingin membatalkannya, tapi
aku tak sanggup, maka aku
biarkan saja semuanya. Aku tak
pernah mengira kalau hal itu
malah menjadi awal
pembicaraan
kita. Aku telah mencoba untuk
mengatakan yang sebenarnya
kepadamu. Aku telah
mencobanya beberapa kali
dalam hidupku,
tapi aku begitu takut untuk
melakukannya, karena aku telah
berjanji untuk tidak
menyembunyikan apapun
darimu... Sekarang
aku sedang sekarat. Tidak ada
lagi yang dapat aku khawatirkan,
maka aku akan mengatakan ini
padamu: Aku tidak menyukai
kopi yang asin. Tapi sejak aku
mengenalmu, aku selalu minum
kopi yang rasanya asin
sepanjang hidupku. Aku tidak
pernah
menyesal atas semua yang telah
aku lakukan padamu. Aku tidak
pernah menyesali semuanya.
Dapat berada disampingmu
adalah
kebahagiaan terbesar dalam
hidupku. Jika aku punya
kesempatan
untuk menjalani hidup sekali lagi,
aku tetap akan berusaha
mengenalmu dan
menjadikanmu istriku walaupun
aku harus
minum kopi asin lagi.”
Sambil membaca, airmatanya
membasahi surat itu.
Suatu hari seseorang
menanyainya, “Bagaimana rasa
kopi asin?”
Ia menjawab, “Rasanya begitu
manis.”

2 komentar:

  1. semoga sukses ya Bro.....mampir ke www.anekashoppurworejo.blogspot.com

    BalasHapus
  2. chamid_oke bro..thanx,lagi bljar ngeblog.

    BalasHapus