Jumat, 15 April 2011

ANGKA 0 DAN ANGKA 1

Cobalah sebutkan angka terbesar
yang kita ketahui, dan
kalikanlah dengan angka Nol, kita
akan mendapatkan
hasil selalu Nol.
Cobalah sebutkan angka terkecil
yang kita ketahui, dan bagilah
dengan angka Nol, kita akan
mendapatkan hasil tidak
terhingga.
Sedang angka 1, berapapun
angka yang kita sebutkan, dibagi
ataupun dikali hasilnya selalu
sama dengan bilangan itu
sendiri.
Angka Nol adalah representasi
dari KEIKHLASAN. KEIKHLASAN
selalu membawa/ membuahkan
KEBERKAHAN.
Angka Satu adalah representasi
kebalikan dari KEIKHLASAN. Dan
KETIDAK IKHLASAN tidak pernah
membawa keberkahan.
Manusia dengan kehidupannya,
pada awalnya dan masa
kanakkanaknya
berada pada posisi angka Nol.
Semakin dewasa,
dengan segala pengalaman
hidupnya dia akan bergerak naik
turun ke arah 1 atau ke arah 0.
Orang yang mengikuti hawa
nafsunya, akan semakin
mendekati
ke angka 1. Pada saat mencapai
angka 1, dia akan menuhankan
dirinya. Dia akan merasa bahwa
dunia sudah digenggamnya
dan itu atas usaha dan jerih
payahnya. Tampak sekali
kesombongan selalu muncul
dari tingkah lakunya.
Orang yang mampu
mengendalikan hawa nafsunya,
dia akan
bergerak ke arah Nol, menuju ke
fitrahnya kembali. Orang
seperti ini selalu rendah hati
(bukan rendah diri), selalu
tawadlu,
berserah diri dan bertawakal,
baik pada saat diberi kelebihan
maupun kekurangan.
Dari sisi rizki, orang yang berada
pada angka 1, apabila misalnya
mendapatkan rizki Rp.
1.000.000,-, maka itulah uang
yang
diperolehnya, tidak lebih dan
tidak kurang. Nilai
keberkahannya
adalah 1 juta rupiah dibagi 1
sama dengan 1 juta rupiah.
Orang yang berada pada angka
0, apabila misalnya
mendapatkan rizki Rp.
1.000.000,-, maka nilai
keberkahannya
adalah tak terhingga. Berapapun
rizki yang diperoleh, dia
mendapatkan rizki yang berkah
tidak terhingga. Orang dengan
angka Nol ini derajat
keikhlasannya sudah tertinggi,
sehingga
berapapun yang diperoleh,
selalu dapat mencukupi dirinya,
bahkan mampu menolong
orang lain.
Orang dengan angka 0 hanya
terdapat pada para Nabi.
Semakin ikhlas seseorang,
semakin mendekat ke arah 0.
Misalnya 0.2, maka nilai
keberkahannya adalah 1 Juta
dibagi 0.2
= Rp 5.000.000,-
Sebaliknya, pada saat orang
mendapatkan halangan dan
cobaan. Orang-orang yang
ikhlas, yang memiliki angka 0,
berapapun bilangan halangan
dan cobaannya, dikalikan
dengan
0 akan sama dengan 0. Dia tidak
pernah merasakan beban
apapun terhadap halangan dan
cobaan yang menimpanya.
Sedangkan pada orang yang
berbilangan 1, dia akan
merasakan
sakit, stress dan bahkan sakit
jiwa atau berputus asa, karena
dia
selalu merasakan gejolak jiwa
sesuai dengan besar dan
kecilnya
cobaan.
Itulah keikhlasan yang terkait
dengan keberkahan. Keikhlasan
adalah dari hati, dan hanya hati
kita sendiri dan Allah saja yang
mengetahui.
Maka, seorang penjual es keliling
yang menyumbangkan Rp
2.000,- ke kotak Masjid secara
ikhlas, sangat jauh nilainya di
depan Allah dibanding dengan
seorang Jutawan yang
menyumbangkan uang Rp 1 Juta
ke kotak Masjid karena niat
yang lain.
Untuk itu, setiap manusia perlu
mengupayakan kembali atau
mengarah ke titik Nol. Maka akan
diperoleh ketenangan dan
kecukupan yang telah dijanjikan
Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar