Selasa, 19 April 2011

TETAPLAH SETIA

Mungkin kisah yang terjadi di
kota Amman, Jordania,
tergolong langka, unik sekaligus
mengundang geli. Seorang pria
Jordania yang bernama Bakr
Melhem merasa kesepian karena
hidup terpisah dengan istrinya
yang berada di luar kota. Pria ini
iseng-iseng “berselingkuh”
dengan wanita lain dalam dunia
maya melalui chatroom (ruang
ngobrol) di internet. Setelah tiga
bulan saling chatting, mereka
benar-benar merasa cocok dan
saling jatuh cinta. Bahkan
sepasang kekasih di dunia maya
ini berniat menikah. Mereka
lantas membuat janji untuk
bertemu di sebuah tempat.
Namun saat mereka berdua
bertemu, mereka terkejut dan
terkesima. Bukannya apa-apa,
tapi ternyata “wanita
selingkuhan” di internet ini
adalah istrinya sendiri. Kontan
saja mereka berdua saling
menuduh bahwa ia pasangan
yang tidak setia. Rencana
perkawinanpun batal dan
sebaliknya mereka berdua
sepakat untuk cerai karena satu
sama lain tidak setia!
Kesetiaan memang menjadi
barang langka bagi peradaban
dunia modern ini. Begitu
mudahnya seorang suami
berselingkuh dengan wanita lain,
sementara itu si istri juga tidak
mau kalah dan segera mencari
pria idaman lain (PIL). Ujung-
ujungnya pun sudah bisa
ditebak, mereka memutuskan
untuk cerai. Yang menyedihkan,
hal yang seperti ini tidak hanya
terjadi di kalangan orang yang
tidak kenal Tuhan, sebaliknya
banyak orang Kristen juga
bercerai karena tidak ada lagi
kesetiaan.
Semua ketidaksetiaan ini
biasanya dipicu oleh pendapat
umum yang berkata bahwa
rumput tetangga memang selalu
terlihat lebih hijau dibandingkan
dengan rumput di halaman kita
sendiri. Terjebak dengan
pandangan yang seperti ini
membuat satu sama lain
mengorbankan kesetiaan demi
mendapatkan sesuatu yang lebih
“ hijau”, padahal kenyataannya
tidak seperti itu.
Perbedaan pendapat memang
kerap kali terjadi dan
kekurangan-kekurangan
pasangan kita memang akan
semakin terlihat, tetapi itu bukan
berarti melegalkan ketidaksetiaan
kita. Justru di saat kita melihat
ada kekurangan dan kelemahan
di sana sini, tugas kitalah untuk
menutup dan menjadi
pelengkap baginya. Andaikata
setiap orang punya pandangan
seperti ini, tentu ketidaksetiaan
dan perselingkuhan bisa ditekan
sampai titik nol!
Tidak ada yang melegalkan
ketidaksetiaan, termasuk
kekurangan dan kelemahan
pasangan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar